Stoikisme, sebuah aliran filsafat kuno yang berasal dari Yunani kuno pada abad ke-3 SM, telah menarik minat banyak orang selama berabad-abad. Dengan fokus pada kontrol diri, ketenangan pikiran, dan penerimaan atas hal-hal yang tidak dapat diubah, stoikisme menawarkan pandangan yang kuat dan relevan tentang bagaimana kita dapat hidup dengan bijak dalam dunia yang penuh tantangan ini. Mari kita telusuri lebih dalam tentang esensi, prinsip, dan relevansi stoikisme dalam konteks kehidupan modern. Dasar-dasar Stoikisme: Filosofi Kehidupan yang Dikendalikan Stoikisme, didirikan oleh Zeno dari Citium pada sekitar tahun 300 SM, menawarkan pandangan tentang bagaimana kita dapat hidup dengan bijak dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan. Menurut stoikisme, kita memiliki kendali atas sikap dan tindakan kita sendiri, sementara kita harus menerima dengan tenang apa pun yang terjadi di dunia eksternal yang di luar kendali kita. Prinsip-prinsip Stoikisme Penerimaan dan Keterken
Dalam konteks psikologi atau studi perilaku manusia, sifat "sok ngatur" atau perilaku dominan yang mendominasi orang lain sering kali digambarkan menggunakan istilah "dominasi interpersonal" atau "perilaku dominan". Ini mengacu pada kecenderungan seseorang untuk mengendalikan atau memimpin interaksi sosial dengan cara yang meredam partisipasi atau keinginan orang lain. Secara lebih spesifik, dalam literatur ilmiah, perilaku dominan sering dikaitkan dengan konsep-konsep seperti: Dominasi Interpersonal: Ini merujuk pada kecenderungan seseorang untuk mendominasi interaksi sosial dengan cara yang menonjolkan kekuasaan, kontrol, atau pengaruh atas orang lain. Kepribadian Tipe A: Orang yang memiliki tipe kepribadian yang dominan dan ambisius sering kali menunjukkan perilaku sok ngatur atau dominan dalam situasi interpersonal. Konflik Interpersonal: Perilaku dominan sering kali terkait dengan konflik interpersonal, di mana satu individu